Dunia digital membuka ruang yang makin luas bagi pekerja
lepas atau freelancer. Pekerjaan ini
menawarkan banyak keuntungan seperti tempat yang fleksibel, kondisi yang sesuai
dengan keinginan pekerja, dan pendapatan yang lebih besar dibanding pekerja kantoran.
Namun, ada juga kelemahan dunia kerja bebas ini. Tidak ada
yang memberi jaminan kesehatan seperti asuransi atau tunjangan dari perusahaan
sebagaimana pegawai kantoran. Untuk mengejar target, freelancer sering kali harus bekerja 24 jam, kurang tidur, dan
menghadap komputer berjam-jam. Sadar atau tidak, mereka rentan terhadap masalah
kesehatan freelancer seperti berikut
ini.
Mata Panas dan Kering
Freelancer sering
kali melihat komputer lebih dari 8 jam bahkan ada yang lebih dari 12 jam.
Selain itu, mereka juga harus melihat layak handphone.
Terlalu banyak melihat layar komputer berbahaya bagi kesehatan mata karena
pengaruh radiasi dan cahanyanya.
Ada solusi dari para ahli, yaitu dengan metode 20-20-20.
Artinya, alihkan pandangan dari layar setiap 20 menit ke objek yang jaraknya 20
kaki (sekitar 6 meter), selama 20 detik.
Selain itu, freelancer
juga perlu memejamkan matanya beberapa menit. Menutup mata beberapa menit
sambil rebahan akan lebih baik dan membuat rileks. Agar mata tidak cepat kering, sering-sering
lah berkedip, khususnya saat bekerja di depan komputer.
Mata juga kembali segar dengan mencuci wajah menggunakan air
dingin. Atau, gunakan seiris mentimun dan tempelkan pada mata selama beberapa
menit.
Sakit Kepala
Masalah ini banyak dialami pekerja lepas, khususnya mereka
yang sering bekerja di depan komputer. Gangguan tersebut terjadi pada orang yang
menatap monitor selama lebih dari tiga jam per hari.
Ada satu sindrom yang muncul di era digital, yaitu Computer
Vision Syndrome (CVS). Sindrom ini berupa sakit kepala, penglihatan kabur, dan
terasa pegal pada leher. Riset menunjukkan, sekitar 70 juta orang di dunia
menderita sindrom tersebut. Bahkan, CVS disebut-sebut sebagai gejala paling
berbaha di abad ke-21.
Cara mencegahnya dengan menerapkan teknik 20-20-20. Selain
itu, jarak fokus ke layar komputer perlu diatur. Jaga jarak wajah hingga 46 –
66 cm dari monitor supaya mata tidak bekerja terlalu keras.
Jadi Pikun
Well, setelah masalah
mata dan sakit kepala, freelancer rentan
pikun. Ini karena bekerja terlalu lama di depan komputer dapat menurunkan daya
ingat. Menurut riset, mereka yang bekerja di depan layar selama lebih dari 55
jam seminggu daya ingatnya menurut. Penurunan ini lebih tajam dibanding mereka
yang bekerja di depan komputer selama 41 jam per minggu.
Masalah Kegemukan
Banyak freelancer yang
tidak memperhatikan pola makan, apalagi saat bekerja. Tanpa pengawasan atasan,
pekerja lepas bisa bekerja sambil makan sesuka hati. Namun, saat ditekan deadline, mereka akan memilih makanan
apa saja yang dapat meningkatkan konsentrasi dan semangat kerja.
Tak jarang, freelancer
mengudap camilan tinggi lemak seperti keripik, kerupuk, snack kemasan, gorengan, cokelat, dan minuman manis-manis, terutama
kopi. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya olahraga.
Freelancer biasanya
harus duduk bekerja seharian dan kurang gerak. Perpaduan antara pola makan dan kurang
gerak menyebabkan masalah kegemukan bahkan sampai ke kolesterol tinggi.
Solusinya, atur waktu untuk berolahraga rutin. Kalau sedang
sibuk, cukup dengan olahraga ringan seperti peregangan atau berjalan-jalan.
Kalau bisa, atur waktu jogging. Selain menyehatkan tubuh, juga menyehatkan pikiran agar
bekerja semakin lancar.
Terlalu Banyak Duduk
Menyebabkan Penyakit Ginjal
Dilansir dari detik.com, dr. Sigit Solihin, SpU, dari RSU
Bunda Jakarta mengungkapnya, aktivitas yang pasif menyebabkan pembentukan batu
ginjal terjadi lebih cepat. Aktivitas pasif tersebut seperti duduk dalam waktu
yang lama. Untuk mencegahnya, perlu olahraga rutin.
Masalah Kesehatan Mental
pada Freelancer
Masalah kesehatan freelancer
tidak cuma fisik tapi juga mental. Pekerja lepas sering kali bekerja sendirian
bahkan di ruang pribadi. Ini menyebabkan mereka terisolisasi dan kurang
sosialisasi. Pekerja lepas pun rentan diserang rasa kesepian.
Tekanan kerja dan kurangnya sosialisasi menyebabkan freelancer stres. Mereka perlu
meluangkan waktu untuk berinteraksi rutin. Jangan biarkan kondisi terisolasi
terus berlanjut karena bisa menyebabkan freelancer
mudah terkena depresi.
Masalah Kesehatan
Freelancer dari Kopi dan Rokok
Kopi dapat meningkatkan konsentrasi makanya disenangi oleh
para freelancer. Banyak dari mereka
yang tidak bekerja tanpa segelas bahkan bergelas-gelas kopi. Ini mungkin masih mending
dibanding pekerja lepas yang terikat dengan rokok. Alhasil, dampak buruk rokok juga
rentan menyerang.
Minum kopi dalam porsi yang cukup memang baik. Namun, saat sudah
berlebihan dan dengan cara mengolah yang salah, akan jadi masalah bagi
kesehatan.
Terlalu banyak kafein menyebabkan iritasi perut dan usus,
panas dalam, penyerapan makanan terganggu, gangguan kemampuan ginjal,
meningkatnya asam lambung, stres krena melonjaknya hormone kortisol, epinefrin,
dan norepinefrin, serta menurunkan kepadatan tulang. Sementara itu, jika kita
masih ingat, merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan
gangguan kehamilan dan janin.
Cara mengatasinya, manipulasi otak dengan mengganti ukuran
gelas. Misalnya, sehari biasanya kita minum kopi dalam gelas besar. Coba ganti
dengan gelas ukuran setengahnya tapi tetap dua kali sehari.
Bagi yang bukan perokok aktif, tahan diri agar tidak tergoda
merokok. Cari ruang kerja yang bebas asap rokok sehingga tidak perlu menambah
resiko kesehatan dengan menjadi perokok pasif. Bagi yang terlanjut kecanduan
rokok, coba kurangi jumlah batang rokok per hari secara bertahap. Atau, habiskan
rokok dalam waktu yang lebih lambat.
Pekerja lepas yang harus bekerja dengan kopi dana tau rokok
perlu mengimbanginya dengan banyak-banyak minum air putih. Sediakan segelas
kopi dan air putih berdampingan. Kopi menyebabkan dehidrasi sehingga peminumnya
mudah haus. Dehidrasi juga menyebabkan cairan tubuh mengental sehingga
berakibat pada penyakit batu ginjal.
Akibat Posisi Duduk
yang Salah
Freelancer sering
bekerja dengan posisi duduk yang salah. Hal ini menyebabkan nyeri pada punggung
dan leher. Bahkan, mereka terancam jadi bungkuk karena posisi duduk yang tidak
tepat.
Pekerja lepas disarankan menggunakan kursi ergonomis. Kursi
ini dirancang mengikuti lekuk tulang belakang serta tinggi kursi yang bisa
diatur. Dengan begitu, tulang punggung tetap dalam posisi normal dan kaki tidak
sering menggantung.
Ketinggian perut dan meja juga perlu diatur. Jika tidak
tepat, posisi tangan pada keyboard yang
terlalu tinggi menyebabkan punggung jadi nyeri.
Bagi yang sering bekerja lesahan, baiknya tidak terlalu
banyak bekerja dengan posisi ini. Selain lutut jadi nyeri, lama kelamaan, kaki
berbentuk X. Merusak penampilan bukan?
Carpal Tunnel Syndrome
Mengancam Freelancer
Carpal Tunnel Syndroma atau CTS adalah akibat dari posisi
dan gerakan jari selalu sama dan terjadi sangat sering. Banyak pekerja lepas
yang tidak menyaradari masalah kesehatan freelancer
ini.
Solusinya ialah dengan melatih jari setiap jam. Lakukan
pelemasan dan peregangan jari, serta memutar tangan. Coba genggam benda-benda yang bisa membantu pelemasan tangan.
Solusi Masalah
Kesehatan Freelancer
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Freelancer harus berjuang lebih keras agar ada anggaran untuk
masalah kesehatan. Coba bekerja sambil mengerjakan tugas rumah yang ringan.
Misalnya, mencuci dengan mesin, sesekali mencuci piring, atau rutin membersihkan
rumah.
Dengan begitu, pekerja lepas tetap punya waktu bergerak. Mungkin
ini belum cukup, karena tetap perlu olahraga rutin. Namun, cukup pas diterapkan
saat deadline sedang ketat-ketatnya.