|
https://i.pinimg.com/ |
Mungkin kamu adalah satu dari jutaan orang yang punya mimpi
ingin jadi penulis. Kamu ingin jadi penulis mapan yang bisa memilih tempat
apapun untuk menghasilkan karya.
Rasanya, hidup ini sudah lengkap kalau dapat penghasilan
dari apa yang paling kamu suka, dan di tempat yang membuatmu sangat produktif. Penulis-penulis
dunia menciptakan karya besar dari tempat yang membuat mereka lebih kreatif.
But, tidak semua
orang seberuntung itu. Sebagian dari kita masih harus menulis apa adanya, di
tempat terbaik yang bisa dijangkau. Mungkin, kita belum punya cukup uang membangunnya.
Mungkin, kita belum punya cukup waktu untuk pergi ke sana.
Ini dia 12 tempat impian penulis untuk menghasilkan karya.
Salah satunya pasti ada di daftar doamu.
Sebuah Tempat yang Tenang,
Segar, Pemandangan, dan Suara Burung-Burung
Penulis mana yang tidak mengingkan tempat tenang, segar, dan
diwarnai suara-suara alam seperti burung dan serangga. Apalagi, kalau dihiasi
pemandangan alami seperti pegunungan, danau, juga sawah.
Segarnya udara menambah merasuk ke dalam paru-paru, terasa rileks
di kepala. Suara-suara burung jadi musik yang tak tergantikan oleh alat elektronik. Sebuah suasana yang
mengundang inspirasi menulis. Imajinasi pun semakin nyaman dituangkan.
Sebuah Tempat yang Tenang,
Segar, Diiringi Suara Air
Beruntungnya mereka yang tinggal di sekitar air terjun atau
kali berbatu dengan air yang mengalir deras. Suara air menambah ketenangan tersendiri,
membuat pikiran rileks, proses menulis pun jadi makin santai.
Di lingkungan seperti ini, penulis bisa bekerja di ruangan,
di tempat semi terbuka, atau di alam lepas. Jika inspirasinya sedang ‘mentok’
ia bisa duduk di batu kali dan merasakan air mengalir melintasi kakinya.
Suara ombak di pantai boleh juga. Bau asin air laut berpadu
dengan deburan ombak, menyimpan ketenangan tersendiri.
Sebuah Desa Bersahaja
dengan Lingkungan yang Alami
Ada sense tersendiri
yang dihasilkan dari kebudayaan manusia dan interaksinya dengan alam. Bukan pepohonannya,
bukan suara binatang di dalamnya, bukan juga suasana tenangnya, tapi lebih
kepada perpaduan antara keramahan orang desa, aktivitasnya, pola pikir, bentuk
rumah, cara hidup, dan kesahajaannya yang bersatu dengan alam di desa itu.
Sesuatu yang abstrak. Tidak bisa dilihat, hanya bisa
dirasakan. Saat sedang tidak bekerja, kita bisa berinteraksi dengan masyarakat sekitar, menyerap energi positif dari kesahajaan
mereka.
Kita juga bisa merelaksaki pikiran dengan melihat aktivitas
masyarakat seperti bertani, berkebun, bahkan acara adatnya. Semua itu, seperti
sumber inspirasi tanpa batas.
Kapal Pesiar yang
Sedang Berlabuh di Tengah Laut
Meski saya belum tahu pasti rasanya tapi nampaknya kapal
pesiar akan jadi tempat yang menyenangkan untuk menulis. Bayangkan, saat kapal
itu sedang berlabuh di laut yang tenang.
Suasana cerah. Angin kencang nan segar. Lumba-lumba sesekali
melompat. Melihat pulau dari kejauhan. Pada malam hari, bintang-bintang
bertaburan. But, semua itu bisa
dinikmati kalau kita tidak mabuk laut.
Sebuah Rumah Pohon di
Ketinggian
Menulis di rumah pohon seperti punya tempat persembunyian pribadi
yang tidak diketahui orang lain. Ketinggian membuat kita bisa menikmati
indahnya kanopi-kanopi pohon dari atas. Apalagi, kalau dari ketinggian kita
bisa melihat gunung atau pantai.
Bayangkan, jika kita ada di dalam rumah pohon yang terbuat
dari kayu. Ada beberapa buku. Barang-barang antik kesukaan kita. Alat masak
seperlunya. Hari-hari yang dipenuhi dengan menulis dan membaca. Seperti surga
mungkin ya…
Taman Pribadi Khusus
untuk Menulis
Mungkin kita memimpikan sebuah taman pribadi penuh hijauan
atau taman bunga. Di dalamnya ada gazebo tempat perpustakaan kecil dan sebuah
ruangan khusus untuk menulis.
Betapa indahnya menulis sambil melihat keindahan bunga-bunga.
Belum lagi wanginya yang sayup-sayup merambahi hidung. Udara segar dedauan jadi
asupan bergizi bagi otak kita.
Tepi Sungai yang Bersih,
Alami, dengan Permukiman Tradisional
Pernah kah kita membayangkan, betapa nyaman berada di tepi
sungai, di permukiman tradisional, dengan masyarakat yang bersahaja. Sungai yang
alami, tidak ada tumpukan sampah.
Sesekali, kita melihat orang mendayung perahu. Sesekali kita
mendengar perahu motor lewat. Burung-burung beterbangan melintas langit. Pagi-pagi
ada suara hewan hutan seperti owa-owa, atau hewan ternak seperti kambing,
kerbau, dan sapi.
Sebuah Kota yang Dipenuhi
Bangunan Bersejarah
Bangunan bersejarah menyimpan keindahan tersendiri. Satu
atau dua saja tidak cukup. Tempat yang nyaman ialah sebuah komplek yang
dipenuhi bangunan bersejarah. Misalnya, Kota Lama di Semarang.
Ada kenikmatan tersendiri saat menikmati waktu berdua dengan
laptop, dalam sebuah kafe yang menawarkan suasana kota bersejarah. Nuansa klasik
dan cerita di balik bangunan itu membentuk sense
tempat yang khusus.
Sebuah Kafe Tempat
Orang-Orang Kreatif Berkumpul
Sebagian dari kita lebih nyaman bekerja dengan sedikit
kebisingan dari suara-suara orang asing. Suasana kafe menawarkan desain
interior yang nyaman, aroma yang membuat rileks, sedikit hiruk pikuk kendaraan,
dan perasaan ada di ruang sendiri di tengah ruang publik.
Sebuah kafe tempat orang-orang kreatif berkumpul membuat
kita merasa jadi bagian dari mereka. Biasanya, mereka memahami kesibukan
orang-orang yang sedang bekerja dengan laptopnya atau bergelut dengan
buku-bukunya. Meski ruangnya milik publik namun tetap ada respek terhadap kebutuhan
ruang privat.
Sebuah Kereta yang
Sedang Berjalan atau di Pesawat
Kadang, kita ingin merasakan sensasi menulis dalam perjalanan.
Apapun bisa kita tulis. Kita pun ingin menaklukkan tantangan kesibukan dengan
terus menulis di sela waktu, seperti di kereta, di pesawat, atau di mobil.
Menulis sambil melakukan perjalanan menyimpan pengalaman
tersendiri. Bunyi roda kereta, suasana gumpalan awan di jendela pesawat, atau hiruk-pikuk
jalanan dari jendela mobil, membawa suasana yang khas. Menulis pada tempat seperti
ini lebih kepada memanfaatkan waktu dibanding sengaja naik kereta untuk
menulis.
Menulis Langsung di
Tempat Kejadian
Sebagian dari kita ingin meresapi secara langsung sebuah
adegan yang ditulis. Jika adegan itu ada di pasar maka lebih mudah bagi kita
menuliskannya di pasar.
Contoh lain, kita bisa lebih mudah membayangkan dan merasakan
arti perpisahan di bandara saat benar-benar berada di tempat itu. Kita bisa
memadukan detail tempat dengan deskripsi dari emosi dan elemen-elemen lain
dalam adegan yang sedang kita tulis.
Menulis di Dalam
Perpustakaan Pribadi
Para penulis menobatkan perpustaakan sebagai surge pribadinya.
Tidak ada yang lebih nikmat dibanding
menulis di perpusatakaan pribadi. Tempat di mana buku-buku kesukaan kita
berada. Tempat di mana kita tak boleh diganggu.
Tempat yang bisa kita padukan dengan hal-hal yang membantuk
proses kreatif kita. Misalnya, tanaman, kolam, sound system, ring basket, meja bilyar, dan lainnya.
Sebuah tempat bekerja yang menyenangkan. Sebuah tempat yang
benar-benar dirancang untuk seorang penulis. Sebuah tempat bagi penulis
menghasilkan karya-karya terbesarnya.
Akankah kita raih semua tempat impian itu? Yuk kita berjuang
jadi penulis sukses untuk mewujudkannya.