|
https://northcoastcourier.co.za/ |
Melalui BBC, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan,
penderita diatebes meningkat empat kali lipat dari tahun 1980 hingga 2014. Pada
tahun 1980, diabetasi mencapai 108 juta orang kemudian menjadi 422 juta orang pada
tahun 2014.
Setiap tahun, ada 3,7 juta orang di dunia yang meningggal
akibat diabetes. Sementara itu, jumlah
diabetasi di Indonesia termasuk peringkat 7 terbesar se-dunia.
Hal terpenting bagi diabetasi adalah menjaga kadar gula darahnya.
Dalam soal ini, pola makan berperan besar. Kita harus tahu
makanan
apa saja yang baik bagi diabetasi. Namun, harus tahu juga makanan yang
harus dibatasi penderita diabetes.
Semua Sumber
Karbohidrat Tinggi
Kementerian
Kesehatan RI merilis brosur diet bagi diabetasi.
Pada brosur tersebut dicantumkan semua sumber karbohidrat perlu dibatasi. Bukan
harus dihindari, karbohidrat tetap diperlukan penderita diabetes sebagai sumber
energi.
Bahan makanan berkarbohidrat tinggi ialah nasi, bubur, roti,
mie, kentang, singkong, ubi, sagu, gandum, pasta, jagung, talas, havermout, sereal, ketan, dan makaroni. Nasi
putih umumnya jadi pantangan bagi penderita diabetes yang gula darahnya sedang
tinggi-tingginya.
Kandungan Beberapa
Sumber Karbohidrat
Nasi putih adalah sumber kalori yang tinggi, yaitu 178 kkal per
100 gram. Bahan makanan ini menyimpan karbohidrat tinggi, lemak, dan protein.
Indeks Glikemik pada bubur nasi putih tergolong tinggi, yaitu
89. Bubur nasi mengandung banyak air tapi kalorinya rendah. Inilah mengapa
makan bubur cepat kenyang tapi tidak bertahan lama.
Roti tawar putih mengandung thiamin, riboflavin, niasin, dan
berbagai mineral. Namun, indeks glikemiknya tinggi, yaitu 71, tidak baik untuk
diabetasi. Pada setiap satu lembar roti tawar putih dengan berat 25 gram
terdapat kalori 66 kkal dan12,65 gram karbohidrat. Selain itu, juga terdapat
kandungan lemak dan protein.
Pada setiap 100 gram mi basah terdapat kalori 86 kkal dan
karbohidrat 14 gram. Indeks glikemiknya termasuk rendah, yaitu 47. Bahan makanan
ini juga mengandung kalsium, fosfor, dan zat besi.
Lebih Baik Makan Karbohidrat
di Akhir Sesi
Sebuah studi yang terbit di jurnal BMJ Open Diabetes
Research & Care (Kompas.com), menganjurkan makan karbohidrat di akhir sesi.
Ini merupakan cara sedehana untuk mengendalikan gula darah.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan, kadar gula darah responden
yang makan karbohidrat di sesi akhir lebih rendah sebanyak 53,8% dibanding yang
memakan karbohidrat di awal sesi makan. Jika dibandingkan dengan yang makan
karbohidrat bersamaan dengan bahan lainnya, responden yang mengakhirkan karbohidrat
memiliki gula darah lebih rendah sebesar 40,4%.
Makanan Hewani Tinggi
Lemak Jenuh
Contoh makanan hewani tinggi lemak jenuh yang perlu dibatasi
ialah kornet, sosis, sarden, otak, jeroan, dan kuning telur. Kornet dan sosis termasuk
daging olahan yang dapat menebabkan
penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan
menobatkan daging olahan sebagai karsinogen atau penyebab kanker (Tempo.co).
Sarden dan jeroan termasuk makanan yang mengandung purin.
Zat tersebut menyebabkan hiperurisemia yang dapat memicu penggumpalan daerah.
Hal ini akan memperburuk kondisi penderita diabetes.
Dilansir dari Tibunnews Aceh, profesor neurologi, Spence,
dari Schulich School of Medicine & Dentistry, mengungkapkan kuning telur
dapat meningkatkan resiko koroner pada diabetasi. Kunign telur merupakan bahan
makanan yang mengandung kolesterol tinggi sehingga tidak bagi bagi kesehatan
jantung.
Satu telur sehari memberi resiko koroner 2 – 5 kali lebih
banyak pada penderita diabetes. Bagi diabetasi yang memiliki riwayat penyakit
jantung, konsumsi kuning telur harus dikurangi.
Beberapa Jenis
Sayuran
Rupanya, tidak semua jenis sayuran bebas dikonsumsi
penderita diabetes. Daftar sayur yang harus dibatasi menurut Kementerian
Kesehatan RI ialah bayam, buncis, daun melinjo, labu siam, daun singkong, daun
ketela, jagung muda, kapri, kacang panjang, pare, wortel, dan daun katuk.
Krisnatuti dkk, dalam bukunya “Diet Sehat untuk Penderita
Diabetes Mellitus” mengungkapkan daftar sayuran yang termasuk dalam tipe A. Kelompok
sayuran ini mengandung banyak kalori, protein, dan karbohidrat.
Secara umum, dalam 100 gram sayuran tipe A, terdapat 50
kalori, 3 gram protein, dan 10 gram karbohidrat. Sayuran tersebut ialah bayam,
daun melinjo, daun beluntas, jantung pisang, jabung muda, buncis, daun papaya,
daun ubi jalar, kacang panjang, nangka muda, wortel, labu siam, daun singkong,
dan pare.
Beberapa Jenis
Buah-Buahan
Meski mengandung gula alami, beberapa jenis buah-buahan
tidak bisa dikonsumsi dengan bebas oleh diabetasi. Menurut Kementerian Kesehatan
RI, buah-buahan yang harus dibatasi penderita diabetes ialah nanas, anggur, mangga,
sirsak, pisang, alpukat, sawo, semangka, dan nangka masak.
Hal ini disebabkan kadar gula dalam buah-buahan tersebut
cukup tinggi. Penderita diabetes disarankan memilih buah yang tidak manis.
Dilansir dari Merdeka.com, pada setiap 100 gram pisang
terdapat 12 gram gula. Pisang ukuran sedang bahkan mengandung gula sekitar 20
gram.
Sementara itu, pada setiap 100 gram mangga terkandung 14
gram gula. Per 1 buah mangga malah mengandung 3 – 35 gram gula.
Kandungan gula pada semangka lebih rendah dibanding pisang
dan mangga. Dalams setiap 100 gram semangka, terdapat 6 gram gula. Satu buah
semangka kecil bisa menyimpan 50 gram gula. Namun, kadar gula tersebut tetap
tidak baik bagi penderita diabetes.
Makanan Lainnya yang
Perlu Dibatasi
Diabetasi harus membatasi makanan yang digoreng dan dimasak menggunakan
santan kental, kecap, serta saus tiram. Selain mengandung gula, kecap manis
juga mengandung banyak natrium yang tidak baik untuk diabetasi.
Studi disertasi dari Universitas Airlangga membuktikan
bahaya diabetes yang mengintai penggemar gorengan. Asam palmitat yang terdapat
pada minyak kelapa sawit rupanya lebih jahat dibanding gula. Bagaimana bisa?
Asam ini dapat menyebabkan kerusakan pankreas yang berperan
dalam produksi insulin. Asam palmitat hanya mengancam mereka yang memiliki
resiko terkena penyakit diabetes, kelebihan berat badan, ada riwayat keluarga
yang terkena diabetes, serta mengalamai resistensi insulin dan pra-diabetes.
Dikutip dari portal Tropicanaslim, riset yang terbit di
jurnal Diabates Care pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa mengonsumsi lemak
berlebihan dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit diabetes. Kadar
lemak perut yang tinggi dapat menganggu fungsi insulin.
Timbunan lemak menyebabkan sel tubuh tidak peka terhadap
insulin. Hal ini berdampak pada meningkatnya kadar gula darah.
Kebutuhan Nutrisi
Penderita Diabates
Dalam mengatur pola makannya, diabetasi perlu memperhatikan
kebutuhan:
- ·Energi untuk metabolisme basal sebesar 25 – 30 kkal
per kg berat badan normal. Namun, perlu juga memperhatikan kebutuhan energi khusus
seperti aktivitas fisik yang tinggi, kondisi hamil dan menyusui, atau ada komplikasi.
- Protein yang diperlukan sebanyak 10 – 15% dari
kebutuhan energi total.
- Lemak sebesar 20 – 25% dari kebutuhan energi
total, terdiri dari < 10% lemak jenuh, 10% lemak tak jenuh ganda, dan
sisanya berasal dari lemak jenuh tunggal.
- Kolesterol maksimal 300 mg per hari.
- Karbohidrat 60 – 70% dari keburuhan energi
total.
- Serat yang dianjurkan sebesar 25 gram per hari.
- Tidak boleh memakai gula murni. Jika kadar gula
darah sudah terkendali, boleh mengonsumsi gula murni namun hanya 5% dari
kebutuhan energi total.