|
Sumber gambar: https://www.boldsky.com/ |
Siapa yang jadi tempatmu berbagai cerita selama ini? Pernah
kah ia tidak tertarik lagi pada ceritamu? Pernah kah ia menghindari sebuah
topik darimu? Atau, bahkan, dia buru-buru pergi saat kamu mulai banyak bicara?
Mungkin penyebabnya ada di 10 alasan orang tak mau lagi mendengarkan ceritamu
seperti berikut ini.
Kamu Terlalu
Mendominasi Percakapan
Menjadi pendengar setia itu memang tugas mulia. But, tidak semua orang begitu lho. Kebanyakan orang
ingin diberi ruang juga, dan tidak suka pembicaraannya dipotong.
Kamu mungkin tidak sadar, saat temanmu mulai bercerita,
awalnya kamu memang menanggapi tentang cerita temanmu itu tapi
ujungnya-ujungnya kamu kembali lagi ke ceritamu dengan panjang lebar. Bahkan,
ujung-ujungnya kamu hanya memba nggakan dirimu.
Saat Dia Bercerita,
Tanggapanmu Kurang Menarik
Saat dia bercerita, kamu hanya ya, eh, oh, lho, saja. Kamu
malah sering garuk-garuk bahkan menguap. Matamu tidak fokus padanya, posisi
badanmu menghadap kea rah lain. Parahnya lagi, kamu sering menengok hapemu.
Ya, kadang kamu berusaha mengajukan pertanyaan dan tanggapan
padanya tapi standar saja. Mungkin dia tidak mengungkapkannya secara langsung
tapi dalam hatinya kecewa. Saat giliranmu bercerita dia juga tidak semangat
mendengarkan.
Diam-Diam Ia Tak Suka
Topik Ceritamu
Setiap orang memang dilahirkan dengan karakter dan minat yang
berbeda. Tak selamanya orang tertarik pada hal yang sama. Malah, ada hal yang
kamu sukai atau kamu anggap biasa, tapi membosankan dan malah menyinggung bagi
orang lain.
Misalnya, kamu terus menceritakan tentang hubunganmu dengan
para cowok. Tapi, sebenarnya, temanmu adalah orang yang cukup gerah dengan topik
semacam itu. Bisa jadi karena menurutnya itu bukan topik yang bermanfaat.
Bisa jadi karena ia pernah mengalami hal buruk dengan cowok.
Bisa jadi karena ia iri padamu yang mudahnya didekati cowok. Bisa jadi ia gerah
dengan sikapmu yang terlalu agresif pada cowok. Bisa jadi karena kamu tak
pernah peduli pada dia yang terus-terusan jomblo.
Perhatikan bagaimana tanggapannya saat kamu menceritakan
sebuah topik. Apakah matanya membulat dan bahunya mengarah padamu? Atau, malah
mengalihkan pandangan pada hal lain.
Kalau sudah begini, coba tanya ada apa dengannya. Jika dia
sudah mulai terbuka, siapkan telingamu untuk gantian mendengarkannya.
Yang Kamu Bicarakan
Itu-Itu Saja
Percaya deh, orang bisa bosan kalau mendengarkan topik yang
itu-itu saja. Awalnya, dia memang tertarik tapi lama-lama jadi malas juga. Tambah
mengesalkan lagi kalau topiknya tidak disukai orang tersebut.
Biasanya, obrolan mengesalkan isinya keluhan, keluhan, dan
keluhan. Atau, obrolan yang menjelek-jelekkan orang lain. Jika lawan bicaramu
tipe orang yang tidak suka bergosip sebaiknya ganti saja dengan topik lain,
misalnya yang berkaitan dengan hobi orang itu.
Beda halnya kalau obrolan kita berkaitan dengan minatnya
sama. Biasanya, topik yang mengandung informasi baru atau “progres” cenderung disukai.
Misalnya, bagaimana kemajuan hubunganmu dengan si doi.
Bagaimana perkembangan konsultasimu dengan psikolog. Bagaimana hasil ujianmu. Informasi
misalnya tempat makan baru, film seru terbaru, wisata alam yang belum banyak
dikunjungi orang, dan sebagainya.
Ada Sesuatu yang
Membuatnya Tersinggung
Mungkin kamu tidak sadar ada di antara perkataanmu yang
membuatnya tersinggung. Misalnya, kamu bercerita tentang sikap menyebalkan
seseorang yang ternyata sering dilakukan lawan bicaramu.
Suatu hari kamu mengeluh tentang seseorang yang sering mengajakmu
curhat ketika jam kerja, sedangkan temanmu itu sering melakukannya padamu atau
pada orang lain. Yah, sebagian orang sih bisa cuek saja atau jadi introspeksi
diri dan mengambil sesuatu yang positif dari perkataan lain. But, tidak semua orang bereaksi sebaik
itu.
Kamu Bicara di Saat
yang Tidak Tepat
Barangkali, orang itu bukannya tidak mau mendengarkanmu tapi
hanya waktunya sedang tidak tepat. Contohnya, saat ini ia sedang mengejar deadline pekerjaan atau persiapan tes.
Atau, justru ia juga dapat masalah yang membebani pikirannya
sehingga tak bisa memikirkan masalahmu. Tak enak bukan, kalau obrolan kita
dinilai tidak penting.
Dia Menyimpan
Kekesalan Lain Padamu
Sebenarnya, bukan topik atau gaya bicaramu yang tidak ia
sukai. But, ada hal yang ia pendam
lalu terbawa pada caranya berinteraksi denganmu.
Misalnya, orang itu kesal karena kamu menceritakan keburukannya
pada bos. Contoh lain, bisa saja dia kesal karena kamu memakai gelas
favoritnya. Atau, kamu membatalkan janji seenaknya dan tidak meminta maaf.
Biasanya, selama kekesalan itu tidak tercurahkan, akan
selalu ada dan menumpuk kepadamu. Hasilnya, ia jadi malas mendengarkan
omonganmu dan hanya menanggapi sekenanya.
Mungkin Dia Iri
Padamu
Mungkin pada dasarnya dia sudah iri padamu yang lebih cantik,
lebih kaya, lebih populer, lebih pintar, dan lebih segalanya dari sudut pandang
dia. Atau, dia iri dengan apa yang kamu bicarakan misalnya tentang orang yang
naksir kamu, tentang hadiah dari orang tua kamu, atau tentang liburan bersama
teman-temanmu.
Iri ini tidak selamanya berarti dia membenci kamu. Bisa juga
reaksi irinya berupa sedih, merasa dirinya benar-benar tidak mampu. Mendengar
ceritamu, dia jadi patah semangat. Mendengar ceritamu seperti mendengar
harapan-harapannya yang hilang.
Sebaiknya, cari tahu kondisi lawan bicaramu. Perhatikan
topik apa saja yang membuatnya malah semakin terpuruk.
Yah, Dia Juga Sedang
Ada Masalah
Bagaimana dia bisa memikirkan obrolanmu kalau isi kepalanya
saja sudah penuh dengan masalah? Jika ini terjadi, maka gantian kamu yang harus
mendengarkan ceritanya.
Tandanya, biasanya, mata orang itu memang tertuju padamu
tapi pikirannya seperti kosong. Apa yang baru saja kamu bicarakan tidak
diingatnya. Dia juga tidak bisa menghubungkan potongan-potongan ceritamu. Bahkan,
ia jadi melamun.
Kalau sudah begini, coba tanya apa yang terjadi padanya.
Lalu, dengarkan ia bercerita. Cukup pasang telinga, mengerti, pahami, jadi
pihak yang netral, tanpa menghakimi.
Ternyata Dia Memendam
Rasa Padamu
Jiiiiahhhh…. Yah, ini soal laki-laki dan perempuan. Dia memendam
rasa padamu tapi kamu terus berceita tentang kekagumanmu pada laki-laki lain.
Dia memendam rasa padamu tapi kamu tak pernah mengerti tanda-tanda yang
diberikannya.
Dia memendam rasa padamu tapi kamu tidak tertarik dengan apa
yang diceritakannya, apa yang membuatnya bangga, apa yang membuatnya bahagia. Di
situ lah ia merasa putus asa, putus harapan, pesimis, atau bahkan marah pada
kamu.
Ternyata dia memendam rasa padamu tapi kamu tidak memberi
tanda balasan. Dia merasa sudah cukup mengejarmu. Sudah cukup memperhatikanmu.
Tidak ada gunanya. Tidak berhasil.
Dia memendam rasa padamu dan ketertarikannya sudah hilang.
Dia tidak lagi mengharapkanmu. Dia tidak lagi penasaran dengan dirimu sehingga
saat kamu bercerita dia tidak lagi mengajukan banyak pertanyaan.
Apa yang harus kamu lakukan? Tergantung bagaimana perasaanmu
padanya. But, sebenarnya kamu masih
bisa mengajaknya berteman. But, reaksinya
terhadap ceritamu mungkin saja tidak lagi sama setelah kamu tolak cintanya.
*Well, hasil menulis
random.