|
Sumber gambar: http://static.viva.id/ |
Aksi
death drop Demian
di pagelaran SCTV Awards Rabu lalu sedang banyak dibicarakan. Saya ikut kaget
saat membaca sebuah rubrik di media massa nasional, tentang kecelakaan
death drop Demian. Jika kita mengetik “d”
di mesin pencari Google, nama Demian ada di urutan pertama.
Saya pun baru tahu soal ini hari Jumat kemarin. Kenapa
banyak seleb yang tidak mau komentar, terutama host acara tersebut, kecuali mbak NM si ya.
Rupanya, aksi tersebut memakan korban, yaitu stuntman alias peran pengganti Demian
(saya baru tahu di acara sulap itu ternyata ada pemeran penggantinya). Kondisinya
cukup parah.
Dari berbagai sumber berita, stuntman Demian tersebut menderita patah tulang di pinggang,
jempol, dan tulang rusuk. Akibat patah tulang rusuk ini, paru-paru stuntma yang dipanggil Econ itu sampai
bocor. Pria tersebut harus menjalani transfusi darah.
Kabarnya, video-video aksi mematikan itu banyak yang
tiba-tiba hilang di internet. Saya pun penasaran dan ikut menelusuri juga.
Rupanya beberapa potong video ini masih bisa diakses lewat Youtube.
Saat menonton video itu saya kaget dengan mulut menganga melihat
peti terjatuh dari ketinggian. Peti itu jatuh tepat di atas besi-besi yang tajam.
Seluruh penonton histeris. Terlihat peti itu terbuka dan ada
seseorang berbaju hitam di dalamnya. Seorang perempuan berteriak. Teriakannya
paling keras.
Ia lalu histeris dan mengamuk. Ternyata wanita ini adalah
istri Demian. Beberapa kru berhamburan ke arah peti itu.
Host yang salah
satunya adalah Andika Pratama menyebut kata “Demian, Demian” seperti belum mengerti
apa yang sedang terjadi. Mereka berdua menengok peti itu. Terdengar kata-kata “Allahu
akbar, allahu akbar”.
Alarm ambulan berbunyi. Istri demian terus histeris sampai
kru berhasil membawanya ke belakang panggung. Penonton tercengang.
Saat host kehabisan
kata-kata ada sorakan di panggung, Demian muncul. But, ekspresinya datar. Tidak enak. Ingin senyum tapi tak bisa luwes.
Kabarnya dia sempat mengatakan “sempurna” dengan tidak sempurna.
Andika Pratama juga sempat keceplosan. Entah belum mengerti apa
yang sebenarnya sedang terjadi atau bagaimana dia bilang, “Gue lihat darah dimana-mana”
dan mukanya langsung berubah jadi aneh saat mungkin seseorang memberinya kode
akan sesuatu yang salah.
Well, saya membayangnya
seberapa kikuknya jadinya acara itu. Saya tidak menonton langsung. Host kehilangan kata, bingung harus
bicara apa.
Saat ini Edison sedang dirawat di rumah sakit. Sementara,
pihak Demian belum bisa dihubungi (oleh berbagai media maksudnya, bukan saya).
But, yang ingin
saya komentari di sini bukan Demian, tim, dan orang-orang di SCTV Awards. Lebih
kepada orang-orang yang mengomentari kecelakaan tersebut.
Bagaimana tidak, acara ini mengundang perhatian besar. Kita
turut khawatir dengan keadaan Econ atau yang bernama lengkap Edison Wardhana.
Saya gerah juga melihat komen-komen orang yang cenderung
negatif dan ‘numpang curhat’. Saya yang tidak ada seujung kuku pun terkait dengan
acara itu merasa terganggu dengan komen-komen tersebut apalagi seandainya,
Demian timnya membaa komen ini.
Mungkin mereka sudah tahu tak ada gunanya mengawasi
komen-komen itu. Bukankah lebih baik mereka memikirkan kondisi Edison dan mungkin
urusan dengan polisi yang mungkin harus mereka hadapi.
But, saya tidak
tahan juga ikut berkomentar terhadap kekesalan orang-orang. Banyak orang yang
menuduh Demian dan banyak juga yang menuduh kru SCTV. Satu kelompok lagi
membicarakan reaksi istri Demian saat itu. Tulisan ini dibuat tanpa maksud
ingin jadi pahlawan. Hanya mengeluarkan uneg-uneg dan siapa tahu ada yang
berubah pikiran.
Tentang Mereka yang Menuduh
Banyak yang menyalahkan Demian, mengatakan bahwa ia tidak
profesional. Banyak juga yang menghujat tim dan pihak SCTV.
Ada juga yang menganggap Demian numpang pencitraan dengan
mengorbankan stuntman-nya. Ada juga
yang menyumpahi mengapa Demian tega masih bisa tampil di panggung sementara
Econ bisa saja sedang meregang nyawa.
Ada juga yang membanding-bandingkannya dengan pesulap Barat.
Ada juga yang bertanya-tanya kenapa Demian masih melakukan itu sementara aksi
semacam ini sempat gagal di America’s Got Talent, hanya saja tidak memakan
korban.
Menurut saya, seorang Demian Aditya tidak sebodoh itu. Ia
sudah belajar sulap sejak umur 10 tahun. Ia memulai debutnya di berbagai
stasiun TV nasional sejak tahun 2007. Lebih dari 10 tahun berarti ya.
Saya sih tidak tahu menahu soal sulap. Cuma, logika saya
berpikir, dalam proses bertahun-tahun itu Demian pasti banyak belajar.
Banyak juga sih kasus pesulap-pesulap kondang yang meninggal
saat aksi panggungnya. Contohnya,
Sigmund Neubreger, William Elsworth Robinson, Joseph W. Burnus, dan Madame DeLinsky. Mayoritas kasusnya karena kesalahan teknis, ada juga yang karena kurang
persiapan.
Saya lebih senang dengan sikap beberapa host yang tidak ingin berkomentar. Alasannya karena mereka hanya
tahu membawa acara dan mereka tidak mengerti sulap. But, bisa saja sih komen orang-orang yang menonton sulap dan beberapa
ahli sulap itu benar.
But, menurut saya,
selama belum ada keterangan dari polisi, kita tidak berhak menuduh dan tidak berhak menghakimi
meski itu via verbal (via tulisan lah ya kalau di media sosial). Entah siapa
yang salah sebenarnya, biarkan polisi yang menelusuri.
Tentang Mereka yang
Menganggap Sara Lebay
Kalau menurut saya itu bukan lebay sih. Wajar saja Sara bereaksi seperti itu. Bagaimana tidak,
coba hempaskan badanmu ke dinding, sakit tidak? Saat jatuh dari sepeda dan
lututmu terluka, sakit tidak? Saat tanganmu terpukul palu rasanya sakit tidak?
Saat tanganmu dicubit ibumu, sakit tidak?
Bayangkan berapa kali lipat sakit yang dirasakan Econ saat
itu. Darah di mana-mana. Tubuhnya terhempas. Barangkali ia juga tertusuk besi.
Saat lambungmu sakit dan tidak bisa makan, bagaimana dengan paru-paru bocor
yang membuatmu sulit bernafas?
Saya pernah main bom-bom car dengan soknya, tak ada modal skill menyetir. Alhasil, saya tabrakan
dengan mobil lain dan membuat tubuh saya terhentak. Rasanya ingin batuk sebatuk-batuknya.
Paru-paru ini seperti sulit memproses udara. Lalu, bagaimana rasanya dengan Econ
yang terhempas setinggi itu?
Menurut saya, wajar istri Demian beraksi seperti itu. Ada
tanggung jawab besar yang mereka pikul. Belum lagi kita tidak tahu hubungan
keluarga Demian dengan Edison itu sedekat apa.
Mungkin sudah seperti saudara kandungnya. Mungkin banyak
perjuangan yang mereka hadapi bersama. Mungkin Sara mengira itu Demian, orang
yang paling dicintainya. Mungkin… Mungkin dan mungkin. But, tak ada yang lebih menyiksa dibandingkan perasaan menyesal
seumur hidup karena sudah turut andil dalam kecelakaan orang lain.
Saya juga gerah dengan sebuah
komen yang menganggap Sara lebay dan
ujung-ujungnya pelakor. Lho… kok ini jadi bawa-bawa urusan rumah tangga orang.
Kadang mata kita kabut oleh image sehingga
sulit bagi kita bersikap netral.
Kalau saya di posisi Sara mungkin
juga bereaksi yang sama atau malah pingsan. Sebagai seorang istri yang ikut
menanggung resiko suaminya. Kita tidak tahu apa yang Sara maksud dengan “sudah dibilang
nggak usah, dipaksa”. Dia beberapa kali berteriak begitu.